Thursday, February 9, 2012

Makna Indah Di Balik Kegagalan

Sepucuk Surat Untuk Kakak

Sejak pertama kali mendengar kabar bahwa kakak lulus dalam penyaringan peserta Paduan Suara untuk kompetisi tingkat Internasional itu, ibu merasa sangat terharu dan bangga, bercampur sedih karena harus melepaskan kepergian kakak ke tempat yang cukup jauh.

Di usiamu yang semuda ini, ibu sangat takjub, potensimu dalam dunia vokal ternyata begitu besar. Padahal, ibu ingat sekali, di bangku TK, bahkan hingga SD kelas 2, kakak tidak pernah mau jika diminta bernyanyi di depan kelas. Namun ibu sangat memahamimu, bahwa kau bersikap seperti itu karena tidak suka menjadi sorotan orang. Ibu tetap percaya bahwa sesungguhnya kau mampu, hanya tidak suka menunjukkannya.

Kini tiba saatnya, dimana kau tahu betul tempat yang tepat untuk mengasah kemampuanmu. Menyalurkan talenta dan gairahmu dalam dunia tarik suara. Di sini, di bawah naungan Gita Swara Nassa, Paduan Suara di sekolahmu tercinta kau merasa sangat nyaman mengalunkan indahnya suaramu. Ibu sangat senang melihatmu berkiprah dengan penuh cinta dan semangat.  

Kemarin, saat kau menempuh audisi tingkat akhir, dimana hanya tinggal selangkah lagi menuju kancah kompetisi Internasional itu, ibu merasakan sebuah kegalauan. Firasat yang begitu kuat bahwa kau tidak jadi berangkat (dan ini juga kau rasakan). Namun ibu tak kuasa menyampaikannya. Ibu hanya ingin kau tetap menikmati perjuangan tanpa memikirkan hasil akhirnya.

Dan ketika mengetahui bahwa firasat ibu benar, dengan segenap cara ibu sampaikan kepada kakak, berharap kakak berbesar hati menerima kabar ini. Dan kalaupun kau kecewa, it's okay, dear... Kau boleh merasakan kecewa.

Ibu bisa memahami perasaanmu. Kau sudah berjuang keras dan menumbuhkan harapan dan mimpi untuk menikmati hasil perjuanganmu. Mari berusaha untuk berbesar hati. Ibu pun siap menjadi tumpahan kesedihan hatimu hingga kau merasakan kekuatanmu kembali...

Kakak...
Ada hal yang sangat penting yang perlu kau pahami. Dalam hidup ini, akan selalu ada kompetisi. Namun bukan berarti jika kita tidak berada pada posisi teratas, kita gagal. Tidak, sayangku. Di balik apa yang kita terima ini, ada sebuah rahasia Tuhan yang sangat besar. Sebuah kesempatan untuk membesarkan 'Diri', yang tidak dimiliki ketika kita berada di puncak.

Ingatlah puteriku sayang, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Demikian pula kesuksesan, bukanlah akhir dari perjuangan. Keduanya hanya merupakan tonggak perjuangan kita. Sesungguhnya, tidak ada kegagalan. Yang ada hanyalah, pengalaman berharga. Dan kegagalan hanyalah merupakan cara Tuhan yang paling santun untuk menunjukkan sebuah hikmah berharga di balik titik perhentian langkahmu.  

Marilah kita artikan "The Winner" sebagai pemenang dalam arti yang lebih besar, dengan jiwa yg lebih ksatria. Dengan pikiran jernih dan hati yang lapang. Bukan keberangkatanmu dan kesuksesanmu dalam ajang kompetisi internasional yang akan membuatmu tumbuh semakin kuat. Akan tetapi keikhlasanmu menikmati perjuangan beserta hasilnya yang justru akan menaikkan kekuatan dan kualitas pribadimu. Tidak semata kemampuan fisikal yang teruji, namun mental. Ya, mentalitas pemenang sejati.

Kita tidak akan merasakan kehebatan sebuah perjuangan jika tidak pernah berusaha bangkit dari "jatuh". Kemenangan bukanlah berarti selalu berada di atas atau berada di puncak tertinggi. Namun proses menapaki anak tangga satu demi satulah, yang menjadikanmu kuat.

Ibu yakin, bahwa kau adalah jiwa yang tangguh, terbuat dari materi yang kuat, yang memiliki kelembaman besar saat menerjang permukaan tanah. Kau tak akan takut menjadi hancur berkeping-keping, karena kau tahu bahwa kau akan memantul setinggi-tingginya.

Anggaplah dirimu bagaikan sebuah bola yang memiliki elastisitas luar biasa, sehingga ketika kau terjatuh, kau segera memiliki energi untuk kembali melayang. Dan hanya dedaunan yang telah rela gugur, akan mampu terbang dan mencapai tempat lebih tinggi ketika angin bertiup. Dan jikapun angin tidak membawanya pergi, maka ia akan menjadi pupuk yang menyuburkan bagi tanah yang disinggahinya.

Kak Dhyani sayang...
Ketahuilah... Ayah dan ibu tetap bersyukur dan bangga. Bagi kami, hikmah besar dari peristiwa ini adalah, kami mendapat sebuah kesempatan besar untuk menunjukkan kepadamu. Bahwa apapun yang terjadi, kami tetap mencintaimu, apa adanya. Tanpa harus kau jadi pemenang dalam kompetisi kehidupan. Bagi kami, kau tetap makhluk yang istimewa. Kami tetap bangga dan sayang padamu, sebagaimana kami begitu mencintaimu saat kau baru terlahir ke dunia ini.

Sayang, kau adalah wujud kasih sayang kami. Apapun yang terjadi, tak akan mengubah rasa cinta kami kepadamu. Tetaplah semangat berjuang dalam kehidupanmu, Nak. Menataplah ke depan dengan hati yang tegar seraya menggenggam cinta-Nya. Sebab hanya dengan kuasaNyalah kau dapat senantiasa berjalan. Kami hanya menuntunmu sementara. Hanya doa kami yang akan kekal menemani dalam perjalanan hidupmu. Dan kau adalah milik semesta. Oleh karena itu, persembahkanlah dirimu yang terbaik kepada dunia.

Selamat berjuang, sayangku...
We love you so much...

1 comments:

Arifah Handayani said...

Hmmmm... Very touchy piece of note...
Yup... True...

It's Just about time, chance and experience...
Dhyani... You will definitely got another chance... Never Give Up Angel... !!!

You must be singing like an angel... I wish for the chance to hear You sing...

Post a Comment