Anakku
Hiduplah dengan kedua kakimu yang kokoh bersama pendirian yang teguh
Namun berjalanlah bersama nurani yang selalu membimbingmu...
Kau tak perlu takut kehilangan apapun dan siapapun. Kau tak akan pernah kesepian. Kau tak kan pernah kesepian dan mencari-cari teman dengan segala cara. Teman bisa datang dan bisa pergi. Tapi dirimu tetaplah dirimu, yang lebih berharga dari apapun.
Karena dalam dirimu, kau memiliki segalanya. Terutama cinta. Ya. Cinta.
Cinta itulah yang menjadi teman setiamu. Cinta itu tak akan pernah pergi. Karena cinta itu adalah dirimu sendiri.
Dengan cinta dan nurani, berjalanlah. Kau takkan pernah merasa kegelapan. Karena seseungguhnya disanalah cahaya ilahi menyala. Dan tak mengenal padam.
Disanalah tangan perkasa akan selalu menuntunmu. Dengan kelembutan yang sangat nyaman meski sesekali mengajakmu terombang-ambing di atas jurang yang dalam.
Kau tak perlu mencari tuntunan dari siapapun. Karena hanya Dia yang bisa menuntunmu. Dan jika kau selalu melihat ke dalam nuranimu sendiri, di sanalah Dia. Disanalah Dia. Senantiasa menunggu untuk mendengar permohonanmu akan sebuah petunjuk.
Anakku
Hidup tak selalu mudah.
Namun hidup ini adalah berkah.
Jangan kau persulit hidup ini dengan pikiran yang rumit dan sempit. Bukalah matamu dan mata hatimu lebar-lebar. Agar kau senantiasa menemukan pencerahan dan keberlimpahan. Bukan kesenangan, namun kedamaian dalam segala hiruk pikuk atau kesengsaraan.
Hidup ini terkadang begitu indah. Bagai hembusan angin sepoi-sepoi yang membasuh peluhmu dengan begitu kelembutannya. Namun kadang datang menghentak bagaikan badai yang menerjang secara tiba-tiba.
Kau akan tahu, sayang. Mana yang membuatmu semakin kuat dalam hidup ini. Dan satu hal yang perlu kau ingat, bahwa karakter kesejatian hanya akan terbentuk melalui badai kehidupan. Bukan kegelimangan dan kegemerlapan. Yang sesungguhnya semu, dan hanya bersifat sementara.
Sementara badai yang menyapu segala yang kau miliki, bahkan turut mengoyak pakaian yang membungkus tubuhmu sekalipun, tak akan membuatmu merasa takut dan kehilangan. Karena kau akan segera menemukan pakaianmu, yang kaurajut sendiri dari keyakinan. Dan itu adalah hidup yang sesungguhnya.
Jangan merasa hina jika tak memiliki harta. Namun merasa lemah lah jika kita tidak memiliki kasih kepada sesama. Kasih yang tak harus berwujud benda. Namun doa, sesungguhnya memiliki arti yang tak terperi walau tak terucap sekalipun.
Jangan kau berpikir bahwa kau miskin.
Hanya karena tidak memiliki teman yang istimewa, yang selalu sejalan denganmu. Merasa damai dalam perbedaan, dengan segala dimensinya, adalah jauh lebih berlimpah.
Keindahan persahabatan, bukanlah diukur dari seberapa banyak teman atau seberapa banyak mereka menyetujui pikiran kita. Namun seberapa jauh kita dapat menyelami kenikmatan dalam perbedaan itu. Dan seberapa kuat kita memandang jarak yang memisahkan sebagai sebuah tali kerinduan yang senantiasa mentautkan, namun tidak membelenggu.
Tegaklah berjalan dengan pikiran yang selalu terbuka. Agar tidak terjebak dalam keterbatasan diri. Horizon itu tidak akan memudar. Dan walau senantiasa melebarkan dirinya, kau tak akan pernah merasa sulit untuk melihatnya. Karena pikiran yang terbuka akan memberi sayap kepada hatimu. Agar selalu melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang tepat. Dan pada akhirnya, kaupun menyadari, bahwa segala sesuatu adalah indah.
Akan halnya masa lalu, apapun itu, kau bisa menganggapnya sebagai hadiah yang telah mengantarmu hingga ada di sini. Akan halnya masa depan, adalah sebuah keindahan jika kau bersahabat dengan sang waktu. Ukirlah waktumu agar menjadi penghias mimpi yang kau tenun.
Dengan demikian, kau akan mengetahui, bahwa bahagia adalah milikmu hari ini.
Selamat jalan buah hatiku...
Cahaya hidupku...
Peluk cium ibumu...
Hiduplah dengan kedua kakimu yang kokoh bersama pendirian yang teguh
Namun berjalanlah bersama nurani yang selalu membimbingmu...
Kau tak perlu takut kehilangan apapun dan siapapun. Kau tak akan pernah kesepian. Kau tak kan pernah kesepian dan mencari-cari teman dengan segala cara. Teman bisa datang dan bisa pergi. Tapi dirimu tetaplah dirimu, yang lebih berharga dari apapun.
Karena dalam dirimu, kau memiliki segalanya. Terutama cinta. Ya. Cinta.
Cinta itulah yang menjadi teman setiamu. Cinta itu tak akan pernah pergi. Karena cinta itu adalah dirimu sendiri.
Dengan cinta dan nurani, berjalanlah. Kau takkan pernah merasa kegelapan. Karena seseungguhnya disanalah cahaya ilahi menyala. Dan tak mengenal padam.
Disanalah tangan perkasa akan selalu menuntunmu. Dengan kelembutan yang sangat nyaman meski sesekali mengajakmu terombang-ambing di atas jurang yang dalam.
Kau tak perlu mencari tuntunan dari siapapun. Karena hanya Dia yang bisa menuntunmu. Dan jika kau selalu melihat ke dalam nuranimu sendiri, di sanalah Dia. Disanalah Dia. Senantiasa menunggu untuk mendengar permohonanmu akan sebuah petunjuk.
Anakku
Hidup tak selalu mudah.
Namun hidup ini adalah berkah.
Jangan kau persulit hidup ini dengan pikiran yang rumit dan sempit. Bukalah matamu dan mata hatimu lebar-lebar. Agar kau senantiasa menemukan pencerahan dan keberlimpahan. Bukan kesenangan, namun kedamaian dalam segala hiruk pikuk atau kesengsaraan.
Hidup ini terkadang begitu indah. Bagai hembusan angin sepoi-sepoi yang membasuh peluhmu dengan begitu kelembutannya. Namun kadang datang menghentak bagaikan badai yang menerjang secara tiba-tiba.
Kau akan tahu, sayang. Mana yang membuatmu semakin kuat dalam hidup ini. Dan satu hal yang perlu kau ingat, bahwa karakter kesejatian hanya akan terbentuk melalui badai kehidupan. Bukan kegelimangan dan kegemerlapan. Yang sesungguhnya semu, dan hanya bersifat sementara.
Sementara badai yang menyapu segala yang kau miliki, bahkan turut mengoyak pakaian yang membungkus tubuhmu sekalipun, tak akan membuatmu merasa takut dan kehilangan. Karena kau akan segera menemukan pakaianmu, yang kaurajut sendiri dari keyakinan. Dan itu adalah hidup yang sesungguhnya.
Jangan merasa hina jika tak memiliki harta. Namun merasa lemah lah jika kita tidak memiliki kasih kepada sesama. Kasih yang tak harus berwujud benda. Namun doa, sesungguhnya memiliki arti yang tak terperi walau tak terucap sekalipun.
Jangan kau berpikir bahwa kau miskin.
Hanya karena tidak memiliki teman yang istimewa, yang selalu sejalan denganmu. Merasa damai dalam perbedaan, dengan segala dimensinya, adalah jauh lebih berlimpah.
Keindahan persahabatan, bukanlah diukur dari seberapa banyak teman atau seberapa banyak mereka menyetujui pikiran kita. Namun seberapa jauh kita dapat menyelami kenikmatan dalam perbedaan itu. Dan seberapa kuat kita memandang jarak yang memisahkan sebagai sebuah tali kerinduan yang senantiasa mentautkan, namun tidak membelenggu.
Tegaklah berjalan dengan pikiran yang selalu terbuka. Agar tidak terjebak dalam keterbatasan diri. Horizon itu tidak akan memudar. Dan walau senantiasa melebarkan dirinya, kau tak akan pernah merasa sulit untuk melihatnya. Karena pikiran yang terbuka akan memberi sayap kepada hatimu. Agar selalu melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang tepat. Dan pada akhirnya, kaupun menyadari, bahwa segala sesuatu adalah indah.
Akan halnya masa lalu, apapun itu, kau bisa menganggapnya sebagai hadiah yang telah mengantarmu hingga ada di sini. Akan halnya masa depan, adalah sebuah keindahan jika kau bersahabat dengan sang waktu. Ukirlah waktumu agar menjadi penghias mimpi yang kau tenun.
Dengan demikian, kau akan mengetahui, bahwa bahagia adalah milikmu hari ini.
Selamat jalan buah hatiku...
Cahaya hidupku...
Peluk cium ibumu...
0 comments:
Post a Comment