Thursday, March 15, 2012

Spiritual Parent

Spiritual Parenting (by Lita Ariani S)

Parenting adalah segala hal ikhwal pengasuhan dan dukungan terhadap proses tumbuh kembang anak yang meliputi aspek fisik, emosional, sosial dan intelektual sejak bayi hingga mencapai kedewasaannya. Spiritual adalah segala hal yang berkenaan dengan jiwa (rohani/ruh) dan segala sesuatu yang bersaifat non-material serta mengacu ke arah dimensi batin.

Jadi, spiritual parenting dapat diartikan sebagai sebuah konsep pengasuhan anak dalam keluarga, dimana dalam perannya, orangtua secara sadar menjalani proses belajar yang mengantarkan semua pihak (anak dan orangtua) ke arah pertumbuhan jiwa menuju nilai-nilai yang lebih luhur, mendekati sifat-sifat keilahian yang ada dalam diri setiap manusia.

Peran menjadi orangtua tidak semata menuntun pertumbuhan anak. Namun sejatinya, orangtua pun mengalami pertumbuhan spiritual bila peran ini dijalankan dengan segenap kesadaran, bahwa kita adalah satuan terkecil dari keseluruhan alam semesta, yang turut menentukan kebaikan masa depan alam semesta. Pertumbuhan spiritual dalam diri orangtua akan menghantarkan dirinya ke dalam dimensi kehidupan yang lebih mulia, karena menyadari bahwa kehadirannya sebagai orangtua sangat menentukan masa depan kehidupan.

Berdasarkan definisi di atas, dalam spiritual parent akan sangat mengutamakan pembentukan karakter dan kepribadian anak, meski tidak mengabaikan sisi-sisi lainnya. Namun karakter individual anak begitu utama sehingga orangtua sangat memegang peran dalam menjadi teladan bagi mereka.
Spiritual parent akan menitikberatkan pertumbuhan anaknya pada sisi spiritual, yakni mengasah sifat-sifat keluhuran seperti kejujuran, sopan santun, empati, welas asih, kepedulian, toleransi, menghargai orang lain, sikap tolong-menolong, memaafkan, menghargai perbedaan, rendah hati dan sebagainya terkait dengan kemurnian jiwa, terlepas dari apapun keyakinan yang dipeluknya karena sifat-sifat keluhuran ini bisa dimiliki oleh siapapun. Jadi siapapun, dengan keyakinan apapun yang dipeluknya, berkesempatan sama dalam mengasah nilai-nilai spiritual ini.

Di sini, pada titik temu ini, kesadaran spiritual memang dapat dikaitkan dengan kesadaran religi, namun bukan dalam konteks ritual, melainkan lebih ke arah dimensi ruhaniah atau kesadaran akan nilai-nilai keluhuran ruh atau jiwa, atau ibadah hati yang tercermin dalam akhlak atau sikap dan perilaku. Ini bukan berarti kita mengesampingkan kewajiban ritual. Kewajiban ritual tentu tetap menjadi sebuah dimensi ibadah fisik yang sejatinya dilakukan secara sinergis dengan hati agar diri kita senantiasa tetap tunduk pada kebesaran Sang Pencipta. Dan perasaan tunduk ini akan sejalan dengan kepekaan jiwa kita sebagai makhluk sosial yang saling menyayangi dan mengasihi tanpa memandang perbedaan apapun (status sosial atau ekonomi, etnis, ras, warna kulit, kasta, dan keyakinan).

Spiritual parent, dalam menjalankan perannya berupaya untuk melakukan pendekatan ke arah pemenuhan kebutuhan dasar anak dan menuntun anak dengan disiplin kesadaran dengan kasih sayang dan sikap saling respek serta menghindari sikap otoriter. Mereka akan menghargai segala keunikan, dan senantiasa berusaha menggunakan setiap kelebihan dan kekurangan anak sebagai penuntun untuk mengungkap esensi diri alami yang paling mendekati tujuan hidup sang anak.
Peran sebagai orangtua, dengan berbagai terpaan gelombang akan sedapat mungkin dijalani dengan kesadaran sebagai sebuah proses untuk mengasah potensi spiritual orangtua melalui refleksi diri yang bersifat meningkatkan kapasitas diri sebagai orangtua sejati.
Spiritual parenting memiliki orientasi membentuk generasi yang memiliki nilai-nilai luhur dan kepekaan nurani yang sangat berperan menjaga keutuhan serta harmoni kehidupan alam semesta.

- Lita Ariani S -

0 comments:

Post a Comment